
(Catatan Seorang Pemulung)
Nukilan Kehidupan dalam Coretan Puisi
Pada awalnya membaca dan diujungnya pun sama. Teka-teki tersibak juga lantaran membaca. Gaib simbol kemustahilan menjadi nyata karena kekuatan baca.
Hidup dan kehidupan semesta hanya kumpulan huruf, angka, dan simbol, dan melalui kata semuanya berbicara tentang makna. Dan makna bertemu hikmah dan menemukan nash-nya dari kata-kata yang terbaca.
Pada awalnya membaca dan diujungnya pun sama. Teka-teki tersibak juga lantaran membaca. Gaib simbol kemustahilan menjadi nyata karena kekuatan baca.
Hidup dan kehidupan semesta hanya kumpulan huruf, angka, dan simbol, dan melalui kata semuanya berbicara tentang makna. Dan makna bertemu hikmah dan menemukan nash-nya dari kata-kata yang terbaca.
Membaca adalah jiwa dan roh semesta, dan dengan membaca semesta menemukan bentuknya. Saat dimana manusia bertemu kemanusiaannya melalui perjalanan yang senantiasa berjalan, lewat cinta di setiap perhentian, melalui tanya yang merangkum kebijaksanaan. Dan di sani Tuhan menjadi nyata.
Jika telah tiba saatnya, kembali kita akan belajar membaca. Tidak lagi dengan kata-kata karena pada saat itulah suara-suara makna akan bicara lantang apa adanya. Mengajari dan memaksa kita kembali mengeja. Dan dengan terbata-bata manusia mulai kembali mengumpulkan makna-makna yang tersisa. (dss)
Jika telah tiba saatnya, kembali kita akan belajar membaca. Tidak lagi dengan kata-kata karena pada saat itulah suara-suara makna akan bicara lantang apa adanya. Mengajari dan memaksa kita kembali mengeja. Dan dengan terbata-bata manusia mulai kembali mengumpulkan makna-makna yang tersisa. (dss)
No comments:
Post a Comment