Monday, January 27, 2014

Padamu Cinta, Kutitip Ini Bencana

Padamu Cinta, Kutitip Ini Bencana
(Kupijam sekeping makna dari Bambang Ibnu Sina)

bencana jadi indah jika terpahamkan jadi rencana
bencana jadi indah jika termaknakan jadi pesan
bencana jadi indah jika terlahirkan jadi awal baru
bencana jadi indah jika terdoakan jadi amalan
bencana jadi indah jika tertobatkan jadi ampunan

bencana jadi indah jika tak lagi bernama bencana
karena inilah nukilan rencana
karena inilah secarik pesan
karena inilah bocoran awal baru
karena inilah ladang amalan
karena inilah wujud ampunan

jika masih ada tobat
jika masih ada doa
jika masih ada kelahiran juga kematian
jika masih ada makna
jika masih ada pemahaman

pada airmata yang kehilangan bulirnya
pada jeritan pengharapan yang tak lagi meminta
pada lengkingan permohonan yang hanya berisi syukur
padamu Sang Maha Cinta

Wahai Sang Maha Cinta
ijinkan kupetik damai dari porakporanda
kucicip berita gembira surgaloka dari yang kembali tiada
dan kuatkan aku dalam percaya
dalam cinta ...
pada cinta ...
hanya Cinta ...
.....

(setelah sekian lama sembunyi, 27012014:2047)

Tuesday, September 8, 2009

Kembali Mengeja

... a i u e o a i u e o . we
erajh dfqwe ert yuio
opasd fghj kl zxc vbnm
,./123 456 8790 !@ #$ %^
&* (_)+ {}[]|\/.,,?>< . a i u e
o a i u
e……………………………
…….oooooooo…………a
…i…u…e…o……………
……………………………
……………………………
……………


=====================================
Demi Masa, Untukmu Cinta, Pergilah, Melepas Cinta yang Tak Egois, IQRO, Kata-Kata Bersaksi, Tobat, Harga Diri, Kau Selalu Hadir, Menanti, Aku Tak Lagi Sendiri, Hadiah Terindah, Jika, Memecah Simponi, Mahkota Bunga, Perca Sobekan Makna, Sepotong Hening yang Terlupa, Belajar Membaca, Sekuntum Mawar, Setia, Harmoni, Usia, Pada Tanah, Senyum Keabadian, Terima Kasih Jiwa, Bahasa Duka, Bukan, Aku, Lalat dan Tobat [156], Pantai Cermin, Pesan Bencana, Maafkan,Mama.

[01] Demi Masa

Demi masa....

Tuhan waktuku cuma sepenggal
tinggal sekeping masa yang kupunya
banyak yang lalu
berlalu tanpa jiwa
hampa ... kosong ...
nol ... bolong – bolong

Wahai Tuhan pemilik waktu
Dendangnya terlalu cepat
Detaknya menyesakkan jiwa

Bukan pada gemerlap ku dapat hakekat
bukan pada pujian
sorak – sorai pemujaan
Bukan pada pemegahan diri
kemunafikan tersembunyi yang kuketahui

jauh di dalam ...
dalam Belas Kasih yang Maha Dahsyat
dalam Kemurahan yang melimpah
meluap menggenangi
tak berbatas

diujung ... senantiasa
ku dapatkan Engkau tersenyum

menunggu pintu
ku buka
dari dalam
dengan kantong penuh esok
dalam gendongan

(Asidiqiah)

[02] Untukmu Cinta, Pergilah

Doa ... doa dalam litani penyerahan
melantun lirih
derik jangkrik hening
mengiringi kekasih yang kembali

Lilin-lilin mungil nyalanya
       berkedip berbayang lembut
       pada patung Bunda dan Putra
       dan foto sang kekasih yang kembali

Bunga warna-warni harum lembut
       dalam roncean cantik
       hikmat dalam untaian cinta
       molek berpadu makna
berjuta cerita dan kenangan
Dalam kotak putih syahdu
terhimpun rapi

Pagi ini
saat gelap melelap bumi
tertidur sang kekasih kembali
kemarin pagi

       tenang
       hening
       syahdu
       lembut
       putih dan kudus
       namun hangat terasa

dalam litani penyerahan
dalam bait pemujaan
teriring doa
teriring salam
menghantar pada keabadian yang nyata
menghantar cinta, ’tuk kembali
berserah pasrah pada Kasih
Sang Maha Makna

[03] Melepas Cinta yang Tak Egois

(5 SEPTEMBER 2002, 03 : 15)

Litani doa
pada butir tasbih
bergulir lantunkan puja-puji
       lambang iman
       simbol pengharapan yang tak berdusta
       ungkapan cinta kasih yang tak berbatas

Kuasa Illahi nyata kemarin pagi
tak kuasa kemanusiaanku menahan
       air mata yang tak seharusnya tumpah
       kesedihan yang menyayat
       meleburkan hati
       porak-poranda jiwa
       tak rela tuk ku melepas

Kuasa Illahi telah nyata kemarin pagi
       menguji cinta yang tak egois
       menguji iman yang percaya
       mencobai keyakinan yang tak bercela
menggoda harapan yang tak berpupus

Kuasa Illahi telah nyata kemarin pagi
       sakit memang, Sang Maha
dan hanya ego yang enggan berbagi
yang pegang erat
terlalu erat, hingga menyakitkan
       tapi yakinku, kuasa-Mu baik adanya
       rencana-Mu indah pada akhirnya

Kaulah Hidup itu sendiri
Nyata dan Penuh Cinta

Kulepas engkau kekasih
Kembali pada Sang Maha Kasih
       air mata tak lagi tumpah sedih
       karena ku yakin kau tlah tiba di rumah Sang Maha Cinta

[04] IQRO

Bacalah ...
Samudera diri
       tempat terkubur berjuta misteri
Sungai-sungai sahabat, saudara sejati
       tempat termaknai cinta dan kehidupan
Aliran lembut alam dan semesta bumi
       tempat semayam jiwa-jiwa murni abadi

Bacalah
tanda-tanda telah diserakkan
hikmah tertebar di bumi Illahi

Ayat telah dibacakan
lembut
syahdu
kudus

menyeruak
menghentak
kuat mengejutkan

....dan ....
marah
bisu
lupa
malu
ciut
wajah-wajah merah ditinggalkan tuannya
tunduk takzim
telungkup rapat rebah di bumi
bersatu – menyatu – menghiba
terserak tanpa kata-kata

Bacalah
Kembali
Ulanglah
Eja

Datang dan masuklah
Bangkit dan Mendekatlah
Ketuk dan beri salam
pintu akan terbuka
tepat dari dalam
saat kunci-kunci diri
temukan sarinya
dan makna menemukan padanannya

Baca, bata pelan
Bacalah dalam-dalam
Dalam hati

(foodCourt, 19/05, 21:00)

Kata-Kata Bersaksi

Malu aku ya, Rob
malu pada kata-kata yang terluncur
terlanjur terluncur

Jelas betul kemunafikanku
terang benar dan begitu kecilnya

Tak layak, ya, Rob
ku gunakan kembali kalimat-kalimat-Mu
sesak, ya, Rob
penuh .. menyakitkan
sobek, ya, Rob
menyeruak – berhamburan

kata-kata bersaksi
... mereka menyeru
minta ... kejelasan
       keadilan        ketulusan       pembenaran
penghakiman sebelum akhir

Sisakan satu untukku ya, Rab
sebelum penghabisan
sebelum akhir
kata terakhirku
.............................................

Astagfirullahaladzim .....