Biarkan semua mengalir seturut arus yang membawanya. Membawa kepada tujuan yang semestinya. Kembali pada titik dimana awal memulai perjalanannya dan berakhir pada saat yang telah ditentukan. Indah mungkin ataukah getir. Keduanya bukanlah akhir dari segalanya. Hanyalah sebuah rentetan; rangkaian proses yang membutuhkan jawaban. Juga bukan sebuah akhir karena titik belum menjadi sebuah keputusan.
Lantas, dimana aku sekarang? Begitu panjangnyakah perjalanan? Kapan awal itu berawal dan akhir menyudahi petualangannya? Selalukah demikian adanya? Begitu indahnya; terasa tak ingin berakhir saat segala sesuatu adalah wujud harapan dan impian kita. Dan aku kadang larut di dalamnya. Betapa sakit dan getirnya kekecewaan, penghianatan, penolakan, dan ketakberpihakkan. Gelap, tak berujung, tenggelam aku di dalamnya.
Ironis. Penyesalan menjadi suatu pelarian yang terlambat. Perulangan tragis yang seharusnya tak termaafkan. Ke-alpa-an menjadi persembunyian tempat pembenaran-pembenaran diri sering dilakukan, atau bahkan pengingkaran-pengingkaran yang tak berkesudahan.
HATI, MATA, dan TELINGA telah kehilangan hakikinya. Berubah menjadi lambang kesombongan dan kekonyolan yang nyata.
[OLD] 11/10/2001 ...04.17
No comments:
Post a Comment