"Gila! Nyaris saja nafsu mengalahkan jiwa ..... lagi. Tapi syukurlah, semua sudah berlalu. setidaknya untuk malam ini saja.
Kuakui memang teramat sulit berperang melawan diri sendiri, apalagi dengan jiwa yang telah dipenuhi saudara tuanya -nafsu- warisan iblis yang membuat manusia bernama manusia sekaligus binatang berotak cerdas.
Hati yang juga perangkat lain dari manusia menjadi mati, beku kehilangan jiwanya, serta iman benteng terakhir menjadi begitu diragukan.
Lantas apalagi yang menjadi tameng jika binatang cerdas ini mulai berdalih dan men-tuhan-kan nafsunya. Kesadaran menjadi lumpuh saat geloranya mencapai puncak dan menunggu pelepasan. Pendengaran .... apalah artinya jika otak tidak lagi berasio, begitu juga mata yang telah buta sejak awal perjumpaan.
Gila! ternyata rasio masih ada saat semua itu terjadi. Justru rasio begitu cemerlang menemukan dalih-dalihnya beserta segala pembenaranya dan membuat semua menjadi baik-baik saja.
Lemah sekali! Sungguh nista. Mahluk unggulan Sang Penciptanya nampak sangat tidak berdaya; dan dengan bangganya mempermalukan dirinya sendiri. Bah! Malu ..... mungkin telah lama hilang dari perbendaharaan jiwanya.
Tuhan .... Tuhan ... aku masih memiliki kerinduan ini. Mungkinkah bisikan hati nurani yang berteriak lamat-lamat saat kehampaan itu muncul tiba-tiba, dapat menyelamatkan aku. Tuhan kepadaMu aku kembali pengadu.....
[OLD - 09/2001]
No comments:
Post a Comment