Friday, May 11, 2007

14. Di Sisi Jalanku

Ini jalan, perjalanan panjang
ini langkah, langkah kaki tapaki bumi
ini batu, batu-batu penjuru
ini kerikil, kerikil pengingat jiwa
    dan kau, kaukah kawan perjalanan?
    dan aku, akukah pemilik jalan-jalan itu?
Ataukah hanya debu, selimut tanpa kawan
                                                                                  sendiri
Ataukah angin, angin tanpa penjuru,
    Berhembus tanpa cerita.
Ataukah hanya gincu, deo, pupur
          yang menempel sekedarnya
          dempul celah yang tak rata
          pewangi yang tanpa aroma
          mereka menyebutnya
topeng penutup bopeng

Sementara,
          Jalan tetaplah jalan
          berjalan dan hanya berjalan
jalannya banyak berliku
berkelok, melenggok kadang menggoda

Wahai, pengelana sudah ada dimana jiwa?
wahai, kau kawankah kaukah itu?
kau butuh dia, dia pun sama
dia perlu kau, kau pun sama

Wahai, pengelana sudah sampaikah jiwa?

dia ada bukan karena kau
kau ada, ada tetap dalam kerangka rencana
begitu juga dia

Dia ada, ada bawa jiwa
Dia ada, ada bawa satu warna
Kau bawa juga
Dan aku, ada padaku

Biar kugambar jalanku,
Biar kulukis batu dan runcing kerikil
Biar kuhimpun debu
Kunyanyikan dalam iringan langkahku
Kubentuk penjuru ke tempat tertuju

Begitu juga dengan kau
Jalanku memang berliku
Berkelok dan melenggok
Jalan-jalan yang selalu kurindu

Terimakasih, hadir kau di sini
Mari himpun batu penjuru
          kerikil-kerikil pengingat jiwa
Kau gambar jalanmu dekat sisi jalanku
kadang perlu sedikit debu ...
kadang perlu sedikit gincu
kadang perlu ... (kau tau itu) ... sedikit jiwa
biarlah begitu adanya.

Wahai kelana, masuk dan bawa jiwa serta
ini jalanmu,
ini jalanku, tepat di sisi jalanmu
beri salam dia, tanpa dia
jiwa tetap kembara
kembara tanpa cinta
Sendiri.

No comments: