Tuesday, June 3, 2008

Ketakberdayaan yang Sempurna

Tubuh ini kuyup tak terhindarkan. Kali ini bukan karena keringat. Tetapi masih di dalam bus kota jurusan yang sama. Hujan yang tumpah tak terbendung, mengguyur rata seluruh tubuh. Dingin menusuk hingga tulang sumsumku. Beruntung aku aku masih dapat duduk. Tadi kupungkiri kata hati untuk meraih payung di kantung depan tasku. Namun yang sempat teraih hanya topi. Kuyuplah semuanya sekarang. Melihat lebatnya kucuran air dari langit, kilatan indah petir di luar dan meluapnya hampir seluruh selokan dalam hitungan menit, menambah lengkap ketakberdayaanku. Apalah aku tercenung dalam bus yang berjalan tersedak-sedak karena kanvas remnya basah. sementara perjalananku masih panjang. Mungkin aku akan lebih kuyup seperti pria yang telah tertidur lelap di sebelahku. Ya, aku sempat memohon, semoga saat aku tiba dikendaraan berikutnya hujan akan reda. Tapi ternyata kemauanku tidak cukup kuat untuk menaklukkan semesta. Akalku terlalu dominan, sehingga aku menafikkan kemujizatan kuasa Tuhan. Meskipun kemarin aku berhasil memintaNya. Namun ternyata aku tidak lolos ujian. Jadi dengan demikian lengkap sudah ketidakberdayaanku. Akan jadi apa aku dengan ketidakberdayaanku ditambah ketidakyakinanku? Menyedihkan karena …. tenyata hujan benar-benar reda saat aku tiba diperhentian berikutnya. Dan yang tersisa penyesalan karena terlanjur tidak percaya.

( 20th February 2007)

No comments: