Tuesday, June 3, 2008

Ngaca

Pagi tadi aku menantap kaca. Awalnya bukan karena disengaja. Kaca bis yang aku tumpangi ada persis di depanku. Apa boleh buat, terpaksa sepanjang jalan aku menatapi wajahku. Ok juga, ternyata. Ada guratan yang baik dan patut disyukuri. Iya, betul aku baru sadar kalau aku lumayan. Cukup Ganteng. Tapi setelah aku dalam menatap kedua bola mataku, sontakku terkejut. Di depanku aku menatap orang asing. Di matanya ada kemarahan. Alis yang tebal nyaris bersatu, kerutan usia yang juga nyaris bersatu, serta jidat berkilat akibat kilang minyak yang luber, membayang agak samar, tulang tengkorak bagian depan yang sedikit menonjol, nyaris keluar seperti tanduk. Persis gambaran setan. Dan ini diriku sebenarnya. Diri yang kupandangi dari kaca di depanku. Ya, itu aku gambaran yang sebenarnya. Lantas siapa orangnya yang selalu kudengar dari banyak orang sebagai orang baik, laki-laki sopan, pria gentlement, kesatria, kebanggaan orang tua, dicintai adik-adiknya, penebar pesona, dicintai banyak wanita. Pokoknya yang sempurna itu, yang mana? Ternyata aku tidak mengenal wajah itu. Ternyata aku tak sebaik yang ingin kudengar. Semua yang baik itu aku dengar dari hatiku. Iya, yang ngomong ternyata diriku sendiri, yang dengar juga kupingku sendiri, yang ngrasa-ngrasa juga aku sendiri. Gila. Ternyata aku bermimpi jadi orang baik selama ini. Hahaha ... malu aku.

( 16th January 2007)

No comments: